Kalau kita perhatikan, tingkat konsumsi protein hewani masyakarakat
sekarang menunjukkan grafik yang terus meningkat seiring dengan tingkat
pendapatan dan kesadaran masyarakat. Sebenarnya ini adalah peluang usaha
dari sisi pemenuhan kebutuhan daging baik daging ruminansia maupun
daging unggas. Dari segi tingkat kebutuhan daging unggas, daging itik
menduduki peringkat kedua setelah daging ayam disusul kemudian oleh
daging puyuh dan merpati.
Selama ini pemenuhan kebutuhan daging itik hanya berasal
dari itik petelur yang sudah habis masa produktifnya alias sudah di
afkir. Hal ini tidak sejalan dengan marak dan berkembangnya bisnis
kuliner seperti resto dan yang semisalnya yang menyajikan menu masakan
daging bebek (itik). Maraknya resto dan warung tenda yang menyajikan
menu bebek seperti lalapan bebek goreng, bebek bakar, dan bebek presto
di berbagai daerah bisa menjadi sandaran bagi peternak itik pedaging.
Menu olahan daging bebek ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi
pecinta kuliner. Tak ayal jumlah permintaan daging itik naik sedangkan
ketersediaan barang sedikit sehingga peluang pasar itik pedaging pun
kian menjanjikan dan semakin terbuka lebar.
Kualitas dari daging itik afkir
tidak sebaik daging itik yang memang dikembangkan sebagai itik pedaging.
Daging itik muda mempunyai tekstur lebih lembut, lebih empuk, lebih
gurih dan nilai gizinya lebih tinggi lantaran mulai dipotong rata-rata
umur 5-6 minggu.
Berikut kami sajikan beberapa pertanyaan yang akan dapat
menghilangkan keraguan anda untuk memulai usaha penggemukan itik jantan :
Kenapa mesti itik?
Kita semua tahu dan akan mufakat bahwa satu porsi nasi
bebek harganya lebih mahal 1-2 kali lipat jika dibandingkan dengan harga
satu porsi nasi ayam (goreng, bakar, crispy, dll). Mengapa? Karena
daging itik mempunyai cita rasa khas tersendiri apalagi daging itik
muda.
Mengapa itik jantan?
Harga DOD itik jantan lebih murah daripada yang betina, di
samping itu secara teori dan praktek pun menyimpulkan bahwa laju
pertumbuhan itik jantan lebih cepat dari pada itik betina.
Mengapa 40 hari?
Sebesar 30% biaya produksi masuk untuk biaya pakan.
Kebutuhan pakan meningkat seiring dengan bertambahnya umur itik. Selain
itu itik jantan relatif lebih banyak mengkonsumsi pakan daripada itik
betina. Semakin cepat waktu pemeliharaan harapannya adalah semakin
sedikit biaya yang kita keluarkan untuk pakannya. Kedua adalah dengan
memperhitungkan harga jual bebek umur 40 hari yang lumayan tinggi. Dan
ketiga karena pada rentang umur tersebut adalah laju pertumbuhan yang
optimal.
Harga jual dan peluang pasar
Kalau kita cermati harga itik afkir sekarang sekitar Rp
27.000-30.000/ekor dengan berat sekitar 1,5-1,8kg. Dengan harga yang
sama kita akan bisa mendapatkan 2 ekor itik remaja.
Setelah beberapa pertanyaan dan keraguan anda sedikit
terjawab, dan keinginan untuk usaha ini tetap ada maka kita melangkah
pada usaha manajemen pemeliharaan antara lain masalah bibit, pakan,
kandang dan penyakit. Berikut akan kami uraikan sedikit tentang ke-4 hal
tersebut.
Bibit
Umur itik antara 1-7 hari disebut dengan DOD (Day Old Duck).
Banyak cara untuk mendapatkan DOD antara lain dengan menetaskan
sendiri, beli telur tetasnya, atau beli DOD langsung dari supplier atau
produsen DOD. Kami di sini tidak bicara untung-rugi tentang cara
mendapatkan DOD, tapi yang kita bicarakan dalam konteks ketersediaan
bibit. Kalau lokasi anda dekat dengan penyedia DOD maka mintalah DOD
yang sudah berumur 3-7 hari meskipun harganya terpaut sekitar Rp
200-300/ekor tapi akan lebih menguntungkan kalau kita hitung lebih
teliti. Keuntungan kalau kita membeli pada umur tersebut adalah sudah
bisa diketahui DOD yang kerdil atau tali pusatnya bermasalah dan tingkat
kematian (mortalitas) rendah.
Pakan
Pakan DOD umur 1-3 minggu sebaiknya menggunakan pakan pabrikan (concentrate).
Yang sering digunakan adalah jenis pakan starter untuk ayam pedaging.
Multivitamin dan antibiotika juga perlu diberikan seperti vitachick,
rhodivit, sorbitol dan lain sebagainya. Frekuensi pemberian pakan kalau
bisa diusahakan lebih banyak dan teratur. Keuntungannya yang akan di
dapat dengan frekuensi pemberian pakan lebih banyak adalah pakan yang
kita berikan senantiasa fresh dan terkontrol. Setelah umur 3 minggu
pakan bisa diganti dengan komposisi 1 bagian konsentrat dengan 2 bagian
dedak. Bahan pakan alternatif lain yang bisa diberikan antara lain :
siput, rejekan mie instan, ampas kelapa, bihun afkir, roti afkir dan
lain sebagainya. Kadar protein yang dibutuhkan antara 16-22% dan energy
metabolisme sekitar 2900-3000 kkal/kg.
Kebutuhan pakan dan minum per 100 ekor
Umur (minggu)
|
Jumlah pakan (kg)
|
Jumlah minum (ltr)
|
1
|
1,5
|
3,2
|
2
|
3
|
7,2
|
3
|
4
|
10,4
|
4
|
6,1
|
13,6
|
5
|
6,5
|
16
|
6
|
6,8
|
17,6
|
Kandang
Model kandang untuk penggemukan itik jantan cukup sederhana
yaitu kandang bok dan postal. Kandang box digunakan untuk pemeliharaan
1-3 minggu, sedangkan kandang postal untuk pemeliharaan 3 minggu sampai
panen. Kunci utama dalam pemeliharaan di kandang box adalah faktor
pemanas. Pemanas yang bisa anda gunakan antara lain pemanas buatan (brooder) dengan sumber panas dari minyak tanah, briket batubara, LPG, lampu neon, dop dan sebagainya. Kepadatan kandang per m2
sekitar 30-40 ekor. Sedangkan pada kandang postal yang perlu
mendapatkan perhatian adalah kepadatan kandang dan pemantauan laju
pertumbuhan. Sering-seringlah mengganti atau menambah alas kandang baik
dengan jerami, sekam, atau bahan lain sejenis.
Analisa usaha
Analisa usaha yang kami berikan dengan meniadakan biaya
sewa lahan, pembuatan kandang dan tenaga kerja. Mengapa? Anda tentu
lebih mengerti jawabannya. Berikut perhitungan usaha penggemukan itik
jantan per 100 ekor dalam 40 hari (6 minggu) :
Biaya
- DOD 100 ekor x Rp 3.000 = Rp 300.000
- Pakan dedak l.k 50 kg x Rp 1.200 = Rp 60.000
- Pakan pabrik 100 kg x Rp 5.500 = Rp 550.000
- Obat-obatan Rp 50.000
- Biaya lain-lain Rp 100.000
- Total Pengeluaran Rp 1.060.000,-
Pendapatan
Asumsi bebek yang mati sebelum 6 minggu sebesar 15%
(termasuk tinggi). Sehingga yang tersisa adalah 85 ekor dengan harga
jual Rp 13.000/ekor maka akan di dapat pendapatan sebesar 85 ekor x Rp
13.000 = Rp 1.275.000,- (harga jual di beberapa daerah bisa tembus angka
Rp 18.000-20.000/ekor dengan berat yang sama)
Keuntungan
Keuntungan = total pendapatan - total biaya = Rp 1.275.000 - 1.060.000 = Rp 215.000
Mungkin keuntungan di atas jauh dari bayangan kita, akan
tetapi jangan berpaling dulu. Perhitungan di atas hanya untuk jumlah
pemeliharaan 100 ekor maka kami menyarankan kepada anda untuk memulainya
dengan jumlah minimal 500 ekor. Di samping itu waktu kita juga tidak
banyak terpakai karena ini sifatnya usaha sambilan dan anda dapat
membandingkanya dengan waktu yang terbuang seorang buruh pabrik yang
kerja 8 jam per hari dengan gaji yang diterima. Anda perlu tengok
kembali waktu perputaran modal anda. Keuntungan bisa kita maksimalkan
dengan usaha berikut :
- Penggunaan pakan alternatif
- Menekan angka kematian
- Mencari harga jual tertinggi
Tak selamanya usaha selalu mulus dan mendatangkan fulus
alias duit, sehingga kita mesti siap-siap dengan resiko dan kendala yang
siap menghadang. Resiko jangan membuat kita lari akan tetapi kita perlu
menghadapinya dengan optimisme akan berhasil. Beberapa kendala antara
lain :
- Keamanan kurang yang bisa mengakibatkan itik mati semua karena penyakit, dicuri orang
- Bencana alam yang tidak bisa di duga dan ini kita serahkan dengan yang di atas (Allah SWT)
- Hasil panenan tidak ada yang membeli atau belum menemukan pengepul yang cocok.
- Limbah bau yang ditimbulkan sehingga mengundang reaksi tetangga sekitar dan bisa jadi kandang kita dirusak, dihancurkan dan bisa jadi ternak kita di jarah alias dirampok
- Anakan bebek yang kita beli adalah ‘palsu’, bisa jadi betina atau kualitasnya kurang bagus sehingga laju pertumbuhannya kurang
- Harga pakan di tengah jalan melambung tinggi
- Pesaing usaha yang mungkin terusik dengan usaha baru kita dan melakukan cara tidak sportif untuk mematikan usaha kita
- Tidak mendapat dukungan keluarga dan masyarakat. (www.sentralternak.com)
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar