| Print | |
Pada ayam broiler (pedaging), masa brooding ialah periode pemeliharaan dari DOC (chick in) hingga umur 14 hari (atau hingga pemanas tidak digunakan). Baik tidaknya performance ayam di masa selanjutnya seringkali ditentukan dari bagaimana pemeliharaan di masa brooding. Satu hal yang patut diperhatikan oleh peternak ialah kesalahan manajemen pada periode ini seringkali tidak bisa dipulihkan (irreversible) dan berdampak negatif terhadap performance ayam di periode pemeliharaan berikutnya.
Manajemen brooding yang baik merupakan salah satu penentu keberhasilan peternakan ayam
(Sumber : Dok. Medion)
(Sumber : Dok. Medion)
Kenyataannya,
pendapat di atas benar adanya karena pada masa ini terjadi perkembangan
pesat berbagai organ tubuh ayam (yang tidak dijumpai pada umur lebih
tua). Oleh karena itu, diharapkan peternak perlu benar-benar memberikan
perhatiannya terhadap masa ini. Ada beberapa hal yang mengalami
perkembangan pesat pada umur ini yaitu :
1. Kekebalan tubuh ayam
Pada
periode ini terjadi peralihan antara kekebalan pasif (kekebalan yang
diturunkan dari induk/ antibodi maternal) ke kekebalan aktif (milik anak
ayam). Kekebalan pasif berasal dari penyerapan kantung kuning telur
selama periode pengeraman dan beberapa hari setelah menetas. Kekebalan
pasif ini cukup efektif untuk mencegah infeksi pada anak ayam, namun
jangka waktunya pendek dan tingkat protektivitasnya akan terus menurun
sejalan dengan waktu (menjadi tidak protektif,red). Oleh karena itu, dibutuhkan kekebalan pengganti yaitu kekebalan aktif.
Tergertaknya
kekebalan aktif dalam tubuh ayam juga berkaitan dengan perkembangan
optimal dari organ-organ kekebalan tubuh ayam seperti limpa, thymus, bursa Fabricius, peyer patches dan
sebagainya. Umur satu minggu, perkembangan organ limfoid sudah mencapai
70%. Namun perlu diingat, bila berat badan ayam tidak mencapai standar
maka perkembangan organ limfoid pun terganggu (begitu juga dengan
kekebalan ayam).
Keterkaitan
antara penggertakan kekebalan aktif dan perkembangan organ kekebalan
mendasari diperlukannya tindakan vaksinasi sebagai tindakan yang efektif
menggertak kekebalan aktif. Stimulus vaksin akan merangsang pematangan
sel-sel pertahanan tubuh milik anak ayam (yang sedang berkembang pesat
pada umur tersebut,red) sehingga merangsang terbentuknya kekebalan aktif baik lokal (di mukosa saluran pernapasan) ataupun seluruh tubuh.
Atas
dasar itu, beberapa vaksinasi dilakukan pada masa ini misalnya ND (4
hari), IB (4 hari), Gumboro (7 atau 14 hari) serta AI (10 hari).
Diharapkan ketika antibodi maternal sudah tidak protektif, antibodi
aktif hasil gertakan vaksinasi ini sudah mampu melindungi ayam dari
infeksi lapang.
2. Sistem pencernaan
Perkembangan
pesat juga ditunjukkan oleh organ pencernaan misalnya lambung,
tembolok, usus, hati, pankreas dan sebagainya baik dalam ukuran maupun
panjangnya. Untuk vili usus, perkembangan yang baik ditunjukkan dengan
ukuran vili yang panjang, besar, jumlah banyak dan seragam. Vili yang
seperti itu akan membantu efisiensi ransum. Seperti diketahui bahwa
efisiensi ransum paling baik terjadi pada fase ini.
Organ
pencernaan anak ayam umur 2 hari. Saluran pencernaan berkembang paling
baik pada ayam yang langsung diberikan ransum saat chick in (atas). Yang tengah ialah yang diberikan 8 jam setelah chick in sedangkan yang paling bawah ialah yang belum diberikan ransum sama sekali
(Sumber : Tony Unandar)
(Sumber : Tony Unandar)
3. Kerangka tubuh
Seiring
dengan bertambahnya umur, terjadi pertambahan massa, tebal dan panjang
tulang. Pembentukan kerangka tubuh yang optimal akan mampu menopang
perkembangan organ lain. Selain itu juga menekan terjadinya afkir ayam
karena patah tulang dan kelumpuhan.
4. Thermoregulasi (pengaturan suhu tubuh)
Ayam
tidak memiliki kemampuan untuk mengatur suhu tubuhnya selama 5 hari
pertama dan belum secara optimal mampu mengatur suhu sendiri hingga umur
2 minggu. Atas dasar itu kelangsungan hidup anak ayam pada periode ini
mutlak tergantung dari bagaimana peternak mampu menyediakan suhu yang
nyaman untuk anak ayam.
5. Perkembangan bulu
Bagi
anak ayam, bulu berperan menjaga kehangatan. Ketersediaan asam amino
akan membantu pertumbuhan bulu ayam sehingga lebih cepat melindungi ayam
dari cekaman suhu dan angin.
Setelah
penjelasan di atas, sungguh sangat disayangkan jika fase ini tidak
dioptimalkan oleh peternak. Untuk mengetahui apakah manajemen brooding
sudah berhasil atau tidak, salah satunya dengan melakukan penimbangan
berat badan ayam di umur 7 hari. Dikatakan berhasil bila berat ayam pada
umur 7 hari setidaknya 4 kali berat saat DOC (cobb-vantress.com). Jika
target ini tidak dicapai maka manajemen brooding yang telah dilakukan, perlu dievaluasi.
Meski makna brooding sendiri ialah dari pemeliharaan dari DOC hingga lepas brooder, tapi keberhasilan manajemen brooding ditentukan oleh tiga fase yaitu persiapan kandang (pre chick in), penyambutan DOC (chick in) dan manajemen brooding sendiri. Berikut penjelasan mengenai ketiga fase tersebut.
Pre Chick In
Disebut juga masa persiapan sebelum chick in. Dalam tahap ini perlu diperhatikan mengenai :
1. Biosekuriti ketat
Biosekuriti
ketat adalah kunci menekan penularan penyakit dari periode sebelumnya.
Untuk mewujudkannya, peternak dapat melakukan berbagai tindakan selama pre chick in yang dimulai dari :
- Tahap persiapan kandang yang optimal seperti pengangkatan feses, penyikatan hingga ke sela-sela kandang, perbaikan kerusakan kandang dan desinfeksi kandang menggunakan Formades atau Sporades.
Perbaiki lantai kandang yang rusak juga termasuk ke dalam hal yang dilakukan saat pre chick in
(Sumber : Dok. Medion) - Desinfeksi Tempat Minum Ayam (TMA) dan Nampan Ransum DOC (NRDOC) sebelum digunakan kembali. Rendamlah dengan Zaldes atau Medisep selama 15-30 menit lalu diangin-anginkan sebelum dipakai.
- Masa istirahat kandang yang cukup sebelum chick in (minimal 14 hari setelah desinfeksi).
2. Persiapan peralatan dan perlengkapan kandang
Meliputi pemilihan bahan litter, jumlah Nampan Ransum DOC (NRDOC), Tempat Minum Ayam (TMA) dan Indukan Gas Medion (IGM). Perencanaan yang matang dari tahap ini menentukan keberhasilan fase chick in.
Bahan litter yang dapat digunakan antara lain sekam padi, jerami, serutan kayu halus dan kertas. Sekam padi merupakan bahan litter
yang paling sering digunakan karena murah, mudah ditemukan,
ketersediaannya kontinu dan tidak toksik bagi ayam. Dianjurkan ketebalan
litter sekam padi ialah 8-12 cm. Sebelum dimasukkan ke dalam kandang, litter dikeringkan dulu lalu disemprot dengan Formades atau Sporades dan diangin-anginkan sebelum digunakan. Tujuannya untuk mematikan bibit penyakit dan memastikan litter benar-benar kering sehingga tidak mudah berjamur.
Berangkat dari jumlah DOC per kandang, peternak membuat list
peralatan yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan kapasitas
masing-masing peralatan. Usahakan agar jumlahnya tidak kurang dari
kebutuhan agar menekan terjadinya persaingan antar ayam baik dalam hal
ransum, air minum maupun ruang gerak. Contoh pada Tabel 1 bisa digunakan
untuk kapasitas 1000 ekor DOC di kandang brooder.
Tabel 1. Peralatan dan Perlengkapan Kandang Brooder Kapasitas 1000 ekor Ayam Broiler
Sumber : Dok. Medion
Nyalakan pemanas 1-3 jam sebelum chick in. Tujuannya agar panas sudah menyebar merata baik udara, litter maupun air minum. Tindakan ini juga akan mengusir gas ammonia, menghangatkan udara dan air minum serta menurunkan kelembaban litter.
Chick In
Saat chick in, pertama
kali lakukan penimbangan dan penghitungan jumlah DOC. Biar lebih mudah,
peternak dapat menimbang DOC bersama-sama dengan boksnya lalu dikurangi
dengan berat boks kosong (umumnya berat satu boks 4kg).
Sambil memindahkan DOC ke chick guard, seleksilah
kualitas DOC. Pisahkan DOC yang kualitasnya buruk seperti lesu, bulu
kusam atau mata keruh. Selain berpotensi menjadi sumber penyakit, DOC
berkualitas buruk akan menurunkan persen keseragaman berat badan. Tips
lain ialah gunakan DOC yang telah di-sexing
karena ada perbedaan konsumsi ransum dan pertumbuhan antara ayam
jantan dan betina. Anjuran lain ialah gunakan DOC yang sudah dipotong
paruhnya agar ayam mudah mematuk ransum sehingga menekan jumlah ransum
tercecer. Selain itu, mengurangi kanibalisme karena patuk mematuk.
Saat chick in, peternak juga wajib menyediakan nutrisi dan lingkungan yang baik. Berikut ulasannya :
1. Nutrisi
Selayaknya
kita saat bertamu ke rumah kerabat, tentu akan sangat nyaman dan betah
bila saat datang disambut dengan baik dan disuguhi berbagai hidangan
yang nikmat. Perumpamaan ini juga berlaku saat chick in dimana DOC datang dalam kondisi yang lemah setelah perjalanan sehingga menuntut pelayanan yang maksimal dari peternak.
Sediakan air gula 2-5% (20-50 gram dalam 1 liter air minum) ditambah Strong n Fit
untuk mengganti energi yang hilang dari tubuh ayam dengan segera. Ada
baiknya, air minum tersebut hangat suam-suam kuku (26,7-33oC). Hal ini untuk mencegah cold shock atau ayam trauma meminum air minum karena suhu air terlalu dingin.
Bersamaan
dengan itu, berikan pula ransum. Selain sebagai nutrisi, pemberian
ransum dini akan memacu perkembangan vili dan pemanjangan usus.
Pemberian yang sedikit demi sedikit akan lebih baik daripada sekaligus
dalam satu kali pemberian (Tabel 2). Daya tampung tembolok DOC yang
terbatas dan terjaganya kesegaran ransum adalah alasan anjuran tersebut
sehingga nafsu makan ayam tetap tinggi. Keuntungan lain ialah saat
memberi ransum, peternak bisa sekaligus mengontrol kondisi ayam.
Tabel 2. Pembagian Waktu Pemberian Ransum
Sumber : Dok. Medion
Berikan air minum biasa setelah air gula habis atau 1-2 jam setelah chick in. Akan lebih baik, jika air tersebut ditambah Vita Chick atau Strong n Fit
sehingga perkembangan tubuh ayam lebih optimal. Jika kondisi anak ayam
jelek (seperti kaki kering, bulu kusam dan sebagainya) berikan Neo Meditril untuk meminimalkan resiko infeksi bakteri misalnya colibacillosis.
Lakukan
pemeriksaan konsumsi ransum dan air minum, 2-3 jam setelah pemberian
ransum pertama melalui perabaan tembolok. Konsumsi ransum dikatakan baik
bila minimal 75% sampel DOC teraba kenyal dan lunak yang
mengindikasikan bahwa ayam sudah mengkonsumsi cukup ransum dan juga air
minum. Jika perlu, peternak dapat melakukan pemeriksaan kembali 24 jam
setelah pemberian ransum dengan indikator 95% tembolok ayam harus teraba
kenyal dan lunak.
Tembolok yang keras menunjukkan bahwa ayam tidak cukup mengkonsumsi air minum atau bahkan mengkonsumsi sekam (litter). Tetapi jika tembolok berisi air, diduga ayam cukup mengkonsumsi air namun tidak dengan ransum.
Jika tidak mencapai 95%, peternak wajib mengevaluasi manajemen chick in misalnya nutrisi, kenyamanan kandang, jumlah TRA, TMA dan sebagainya. Selain ketika chick in,
metode perabaan tembolok ini juga dapat digunakan saat penggantian
tempat ransum. Metodenya sama yaitu pemeriksaan dilakukan 3 jam setelah
perlakuan.
2. Modifikasi lingkungan
Pada 1-3 jam setelah chick in, lakukan pemeriksaan suhu litter apakah sudah nyaman atau belum. Salah satu teknik mendeteksinya ialah melihat kondisi kaki DOC. Jika litter
terlalu panas, kaki DOC akan kemerahan dan terlihat pecah-pecah
terutama di kuku dan telapak. DOC yang mengalami hal ini biasanya akan
berkumpul jauh dari brooder. Sebaliknya jika litter
terlalu dingin, kaki DOC akan teraba dingin (dibanding suhu tubuh kita).
Konsumsi ransum dari DOC yang kedinginan juga akan menurun karena DOC
cenderung diam dan meringkuk.
Tembolok DOC yang sudah mengkonsumsi ransum dan air minum (kanan) dibandingkan dengan yang belum (kiri)
(Sumber : Anonimous)
(Sumber : Anonimous)
Masa Brooding
Manajemen masa brooding perlu memperhatikan beberapa hal antara lain :
1. Nutrisi
Berikan ransum berkualitas dan khusus broiler starter dengan jumlah sesuai standar breeder. Perkembangan yang pesat pada umur ini sebaiknya juga dioptimalkan dengan suplementasi.
Dibandingkan dengan masa finisher, kebutuhan ayam masa starter (termasuk masa brooding) akan
asam amino lebih tinggi terutama yang essensial (yang tidak bisa dibuat
oleh tubuh). Suplementasi asam amino seperti methionine dan lysine akan
membantu pembentukan otot dan tulang. Manfaat asam amino akan lebih
optimal bila dibantu dengan suplementasi vitamin dan mineral. Seperti
halnya vitamin B kompleks yang akan meningkatkan metabolisme tubuh.
Selain mengenai kualitas ransum, perhatikan pula mengenai bentuk ransum yang digunakan. Untuk masa brooding, dianjurkan ransum berbentuk fine crumble (butiran halus). Alasan dari anjuran ini ialah karena bentuk fine crumble lebih mudah dikonsumsi oleh anak ayam sehingga konsumsi ransum tetap baik dan juga lebih efisien (tidak banyak terbuang).
Pergantian tempat ransum dari Nampan Ransum DOC (NRDOC) ke Tempat Ransum Ayam (TRA) yang diletakkan di litter juga
terjadi pada fase ini yang mengikuti pertambahan tinggi tubuh ayam.
Tujuannya agar ayam nyaman dan nafsu makan tetap tinggi. Penggantian ini
dilakukan mulai umur 7 hari. Buatlah masa transisi misalnya ¼ NRDOC
diganti di hari pertama, lalu meningkat menjadi ½ di hari ketiga. Di
hari kelima pergantian mencakup ¾ dan di hari ketujuh semua NRDOC telah berganti menjadi TRA (kira-kira di umur 14 hari). Saat masa transisi, peternak dapat memberikan Vita Stress, Fortevit atau Vita Strong untuk menekan stres.
Hal yang sama juga berlaku untuk Tempat Minum Ayam (TMA)
dimana hingga 7 hari dianjurkan menggunakan TMA 1 galon atau lebih
kecil agar ayam mudah meminum air. Bagi peternakan yang menggunakan nipple drinker (ND-360), perhatikan ketinggian ND-360 dan tekanan air dalam pipa. Secara umum, ketinggian ND-360 ketika chick in ialah sejajar dengan mata ayam. Kemudian membentuk sudut sebesar 45oC dari mata ayam (atau mengikuti kontur punggung) di umur selanjutnya.
Umumnya, setiap nipple drinker
sudah mencantumkan tekanan air yang sesuai untuk spesifikasinya. Ada
beberapa cara untuk mendeteksi apakah tekanan air minum dan juga
ketinggian nipple drinker sudah sesuai. Salah satunya ialah dengan memperhatikan kebasahan litter di bawah nipple drinker.
- Jika litter terlalu basah maka diduga nipple drinker terlalu rendah atau tekanan air dalam pipa terlalu tinggi.
- Jika litter terlalu kering, bisa jadi nipple drinker dipasang terlalu tinggi atau tekanan air dalam pipa terlalu rendah.
Meski begitu, pada beberapa situasi, penyebabnya bisa berbeda, misalnya saat tekanan air terlalu rendah, litter selalu basah. Ternyata hal tersebut disebabkan tetesan air dari nipple drinker yang tidak menutup sempurna. Oleh karena itu, tekanan air dalam pipa dianjurkan mengikuti standar nipple tersebut.
2. Lingkungan
Beri perhatian terhadap cahaya, suhu, kelembaban dan kecepatan angin. Umumnya, setiap breeder telah mencantumkan bagaimana lingkungan yang nyaman bagi perkembangan optimal ayam.
Salah
satu faktor yang ikut berperan mengatur keempat hal tersebut ialah
tirai kandang. Dikatakan demikian karena tirai berfungsi untuk menjaga
suhu dan kelembaban udara, mengatur jumlah cahaya yang masuk, mencegah
tampias air hujan atau terpaan angin langsung mengenai tubuh ayam dan
membantu mengeluarkan ammonia serta debu dari kandang. Saat chick in tirai
tertutup total (dengan celah 20-30 cm di bagian atas). Baru pada 7
hari, tirai dibuka ¼ dari atas dan saat 14 hari, tirai dibuka hingga ½ .
Tirai terbuka ½ dari atas sehingga cahaya masuk dan sirkulasi udara berjalan lancar
tanpa mengganggu kenyamanan ayam (Sumber : Dok. Medion)
tanpa mengganggu kenyamanan ayam (Sumber : Dok. Medion)
Manajemen Kesehatan
Di
luar dari tiga manajemen tersebut, ada satu hal yang patut diperhatikan
juga yaitu manajemen kesehatan ayam. Beberapa tindakan penting dalam
mencegah penyakit ialah vaksinasi maupun cleaning program.
Saat
melakukan vaksinasi, perlakukan ayam dengan hati-hati. Perlakuan yang
kasar ataupun vaksinasi yang tergesa-gesa, selain menyebabkan ayam
stres, juga rentan mencederai ayam dan ada kemungkinan ayam mendapatkan
vaksin tidak dosis.
Jika diperlukan, peternak dapat menerapkan clearing program dengan Amoxitin, Therapy, Proxan-C, Proxan-S, atau Neo Meditril sesuai dengan dosis dan aturan pakai. Selepas pemberian air gula, jika kondisi DOC tidak baik bisa dilakukan cleaning program ini.
(Sumber : Dok. Medion)
Penerapan poin-poin di atas dalam manajemen brooding
diharapkan mampu mengoptimalkan potensi genetik ayam broiler. Seperti
kata pepatah, “bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian”,
bersusah di masa brooding, lebih ringan di masa finisher dan gembira saat panen. Semoga itu semua bisa kita capai. Sukses selalu.
sumber
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar