Beternak bebek sudah di jalani masyarakat Indonesia sejak puluhan tahun lalu sampai sekarang.
Cara beternaknya pun hampir tidak ada perubahan, walaupun sudah ada yang
merubah sistem peternakan bebek dengan sistem yang lebih modern,
sehingga memberikan hasil yang lebih maksimal di banding dengan
peternakan bebek secara tradisional.
Bebek adalah salah satu unggas yang tidak dapat mengerami telurnya
sendiri. Lebar tubuh pada bebek tidak memungkinkan untuk melakukan
proses pengeraman telur-telurnya, tidak seperti mentok atau angsa,
walaupun sama-sama unggas yang dapat berenang, mentok dan angsa dapat
mengerami telur-telurnya sendiri tidak seperti bebek.
Pengeraman telur pada bebek biasanya menggunakan unggas lain atau
menggunakan mesin tetas telur, baik penetasan telur bebek yang
menggunakan mesin tetas tradisional dengan mengandalkan panas dari sinar
matahari, maupun mesin tetas yang menggunakan pemanas listrik.
Kebutuhan akan produk yang berkaitan dengan bebek masih tidak sebanding antara jumlah peternak bebek baik itu peternak bebek pedaging maupun peternak bebek petelur dengan jumlah permintaan pasar yang terus meningkat.
Semakin banyak yang mendirikan usaha rumah makan atau warung tenda yang
menawarkan menu olahan daging bebek, membuat permintaan akan bebek pedaging semakin tinggi. Untuk sementara ini kebutuhan akan adanya daging bebek pedaging, kebanyakan masih di pasok dari bebek afkir atau bebek petelur yang produktifitasnya sudah mengalami penurunan.
Angka suplai daging bebek dari peternak bebek pedaging masih jauh dari angka kebutuhan pasar akan daging bebek.
Kebutuhan daging bebek kalau hanya mengandalkan suplai dari bebek afkir tentu saja tidak mampu mencukupi permintaan pasar.
Karena permintaan pasar bersifat nasional, dan pemasok bebek pedaging
atau peternak bebek pedaging hanya berada di daerah-daerah tertentu.
Sementara untuk menunggu bebek afkir, waktu dan jumlahnya tidak dapat di
pastikan secara akurat. Mengingat bebek yang banyak di ternakkan adalah
bebek petelur.
Jumlah peternak bebek penghasil petelur lebih banyak di banding dengan jumlah peternak bebek pedaging.
Bebek yang di ternak untuk memproduksi daging biasanya berasal dari
bebek pejantan. Ada juga yang mengkhususkan diri beternak bebek pedaging
dari jenis bebek peking dan bebek persilangan bebek peking dan bebek mojosari, atau lebih di kenal dengan nama bebek hibrida.
Bebek peking yang pertama kali di kembangkan di daerah Tientsien,
Cina, memiliki tubuh yang lebih besar di banding bebek pejantan lokal.
Akan tetapi pada perkembangan selanjutnya, bebek peking ini banyak di
silangkan dengan bebek lokal yang ada, seperti contohnya bebek mojosari.
Persilangan bebek peking dengan bebek mojosari menghasilkan bebek
hibrida, dimana kualitas daging yang di hasilkan jauh lebih bagus di
bandingkan dengan bebek petelur afkir.
Pemeliharaan bebek pedaging atau bebek hibrida ini hanya
membutuhkan waktu 50 hari, di bagi menjadi dua fase,yaitu fase starter
pada usia 1-14 , fase pembesaran atau grower sampai mencapai fase
finishier atau usia panen pada usia 14-50 hari .
Adanya hasil persilangan antara bebek peking dengan bebek mojosari ini
disambut dengan penuh antusias oleh para peternak bebek. Mengingat
kebutuhan suplai daging bebek masih jauh dari angka kebutuhan pasar yang
ada, baik pasar lokal maupun pasar internasional.
Penemuan hasil persilangan bebek peking dan mojosari tidak hanya
menyenangkan bagi para peternak bebek, akan tetapi juga berbagai pihak
yang behubungan dengan bisnis seputar dunia perbebekan di Indonesia ini.
Sementara untuk bebek petelur, kebutuhan akan produksi telur juga masih
tetap tinggi. Produk olahan telur bebek yang paling kita kenal adalah
telur asin. Menjelang musim liburan atau musim mudik, di butuhkan suplai
telur bebek yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan produksi telur
asin.
Disamping di gunakan untuk produksi telur asin, warung jamu juga
kebanyakan menggunakan telur bebek. Selain warung jamu, penjual martabak
telur juga hampir semuanya menggunakan telur bebek. Ini adalah indikasi
bahwa kebutuhan telur bebek masih sangat tinggi.
Walaupun sudah banyak bebek persilangan untuk menghasilkan jenis bebek petelur unggul, akan tetapi sangat di sayangkan, pemeliharaan bebek petelur masih mengadopsi pemeliharaan secara tradisional, sehingga kapasitas produksi bebek petelur yang di pelihara tidak dapat maksimal, karena asupan nutrisi dalam ransumg yang dikonsumi bebek petelur yang mereka ternakkan masih jauh dari standar kebutuhan nutrisi untuk bebek petelur itu sendiri.
Apabila peternak sudah memahami angka kebutuhan nutrisi dan korelasi antara nutrisi dan kapasitas produksi peternakan, tentu peternak akan memperbaiki tata kelola peternakan bebek yang di jalaninya, sehingga bebek yang di ternak memberikan hasil yang lebih maksimal.
Kalau kita cermati, ada beberapa peluang yang bisa kita lihat pada
wirausaha peternakan bebek. Peluang ini tidak hanya menguntungkan bagi
para peternak bebek, tapi bagi semua pelaku bisnis yang berkaitan dengan
bebek.
Peluang dalam dunia peternakan bebek di antaranya:
Peluang dalam dunia peternakan bebek di antaranya:
1. Pengadaan DOD
Wirausaha ternak bebek tidak hanya memberikan peluang bagi peternak
bebek saja, wirausaha ternak bebek juga memberikan peluang untuk
pengadaan DOD (day old duck ) atau bebek umur satu hari.
Kebutuhan DOD, khususnya DOD pedaging masih sangat tinggi, ini terlihat dari permintaan bebek DOD bebek pedaging yang masih belum dapat di penuhi oleh produsen DOD.
Di sisi lain, minat masyarakat untuk mencoba beternak bebek pedaging
juga semakin banyak. Kebutuhan biaya hidup yang semakin meningkat dan
hasil pertanian terasa semakin tidak mencukupi untuk menutupi kebutuhan,
membuat banyak orang yang berusaha mencari alternatif tambahan
penghasilan lain.
Salah satu nya dengan beternak bebek pedaging ini
2. Beternak Bebek
Beternak bebek, baik itu beternak bebek pedaging ataupun bebek petelur
sama-sama memiliki peluang yang bagus. Selama kaidah-kaidah dalam
beternak bebek di jalankan, niscaya hasil yang di dapatkan pasti akan
sebanding dengan apa yang sudah di keluarkan.
Peluang dalam dunia peternakan bebek tidak mengalami kemunduran, karena
dalam dunia peternakan, kandang adalah salah satu faktor penting yang
tidak dapat di hindarkan dan seringkali menjadi salah satu elemen
penting dalam dunia peternakan yang mengalami kesulitan ketika akan di
modifikasi.
Sementara tidak semua orang yang tertarik atau mempunyai keinginan dalam
beternak bebek mempunyai luasan lahan yang mencukupi untuk di jadikan
kandang beternak bebek, baik untuk beternak bebek pedaging maupun untuk
beternak bebek petelur.
Hal ini menjadi sebuah potensi bisnis, yang apabila sudah berjalan akan
menjadi sebuah bisnis yang sulit tersaingi karena adanya beberapa faktor
yang mendukung kesuksesannya.
3.Pemasok Telur Dan Daging Bebek
Selain dengan terjun langsung ke dalam dunia peternakan bebek, kita juga
dapat mengambil peluang yang berkaitan dengan bebek ini dengan menjadi pemasok telur dan daging bebek kepada orang yang membutuhkan suplai telur dan daging bebek.
Untuk menjadi pemasok telur dan daging bebek, kita harus sudah mempunyai
pasar terlebih dahulu dengan cara melakukan survey seberapa kebutuhan
pasar, mencari konsumen kemudian menawarkan produk, baru kemudian
mencari peternak bebek pedaging ataupun bebek petelur yang akan kita
jadikan mitra kerja sama.
Seiring dengan berjalannya waktu, konsumen kita tidak hanya sebatas
konsumen lokal, konsumen kita juga pasti akan bertambah banyak dengan
meningkatnya kredibilitas bisnis kita.
4. Membuka Usaha Kuliner Olahan Bebek
Semua manusia pasti membutuhkan makanan. Itulah kenapa usaha kuliner tetap laku.
Mengkhususkan diri pada usaha kuliner dengan menawarkan olahan daging
bebek, adalah sebuah branding usaha yang lambat laun akan mendapatkan
pasar dan konsumen loyal.
Dengan catatan, kualitas layanan dan kualitas produk yang kita tawarkan tetap terjaga.
Usaha kuliner seringkali mengalami penurunan grafik setelah adanya
penurunan kualitas, atau ketika ada kompetitor yang menawarkan produk
yang sama dengan yang kita jual, akan tetapi dengan kualitas yang lebih
baik, maka usaha kita sedang terancam eksistensinya.
Apabila kita dapat menjaga kualitas produk kita, maka kemungkinan
konsumen kita beralih ke kompetitor itu sangat kecil. Kalaupun beralih,
atau lama tidak mengunjungi tempat usaha kita, hal ini seringkali di
karenakan oleh adanya kejenuhan dalam mengkonsumsi sesuatu.
Dunia peternakan bebek tidak hanya menawarkan peluang usaha yang berkaitan dengan produksi daging dan telur bebek.
Dunia peternakan bebek memberikan bermacam-macam peluang bagus yang bisa
kita kerjakan dan kita jadikan ladang bisnis untuk membantu
meningkatkan pemasukan dalam aliran kas kita.
Jumlah peternak bebek semakin hari semakin menyusut, hal ini di
pengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang menyebabkan
menurunnya jumlah peternak bebek adalah karena semakin baiknya tingkat
pendidikan masyarakat Indonesia.
Ironisnya, dengan meningkatnya pendidikan masyarakat Indonesia,
regenerasi dalam peternakan bebek menjadi terputus, karena banyak pemuda
yang lebih memilih untuk mencari pekerjaan atau lebih memilih untuk
menjadi karyawan di banding dengan melanjutkan usaha ternak bebek
seperti yang sudah di kerjakan orang tuanya.
Nilai positifnya, dengan berkurangnya regenerasi peternak bebek, ini adalah peluang yang harus segera di kerjakan.
Karena semakin sedikit orang yang beternak bebek, maka semakin besar peluang pasar yang bisa kita dapatkan.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jabar Kusmayadi mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan budidaya bebek.
Beberapa upaya yang dilakukan Dinas Peternakan yaitu melakukan penyuluhan kepada peternak bebek. Penyuluhan difokuskan pada edukasi budaya bebek yang baik dan benar.
“Selama ini, kendala produksi bebek yaitu adanya penyakit lumpuh atau Aspegillus Flavus. Penyakit ini sulit diatasi karena mudah menyebar sesama bebek. Ini menjadi perhatian kami agar peternak melakukan budidaya ternak dengan baik dan benar,” kata Kusmayadi, Rabu (3/10/2012).
Diakui dia, kondisi geografis Jabar mempermudah bebek hidup dan berkembangbiak. Hal itu dikaranakan, Jabar memiliki sumberdaya air yang melimpah.
Menurut dia, bebek saat ini menjadi komoditas yang cukup diminati masyarakat. Di pasar domestik, bebek diolah menjadi berbagai macam penganan. Mulai dari restoran sampai penjual makanan pinggir jalan.
Selain itu, lanjut dia, bebek lokal juga berpotensi ekspor ke sejumlah Negara. Tapi, untuk bisa ekspor, peternak memiliki sertifikasi bahwa ternaknya tidak terjangkit penyakit atau virus.
“Peternak Karawang berencana ekspor daging bebek. Namun, untuk mencapai hal tersebut perlu mendapat sertifikasi bebas penyakit dan saat ini sedang kami bantu prosesnya,” timpal dia.
Dia berharap, peningkatan produksi bebek Jabar bisa menembus pasar ekspor. Harga daging bebek untuk ekspor dinilai akan lebih kompetitif.
Lebih lanjut Kusmayadi menjelaskan, saat ini, populasi bebek di Jabar termasuk paling tinggi dibandingkan daerah lainnya di Indonesia. Per tahun 2011, populasi bebek di Jabar mencapai 9,3 juta ekor.
Jumlah tersebut menyokong sekitar 18,9 persen dari total populasi bebek di Indonesia. Populasi bebek di Jabar sebagian besar berasal dari tiga jenis bebek, yakni bebek Rambon Antol, bebek Padjajaran dan bebek Cihateu.
Bebek tersebut, banyak berkembang biak di beberapa daerah. Seperti bebek Rambon Antol, banyak dikembangbiakkan di kawasan Cirebon. Sedangkan bebek Padjajaran berkembang di kawasan Sungai Citarum. Bebek jenis sempat mendapat penghargaan sebagai bebek terbaik Indonesia. Sedangkan bebek Cihateu itu berada di wilayah Tasikmalaya.
Menurut dia, Kabupaten Indramayu dan Karawang, saat ini menjadi sentra daging bebek terbesar di Jabar. Kedua daerah tersebut mampu menghasilkan masing-masing 1,96 juta kg dan 1,67 juta kg.
Menurutnya, kedua daerah tersebut menjadi sentra produksi bebek karena sudah menerapkan penggunakan sistem kandang. Cara ini dinilai efektif mempercepat proses penggemukan bebek dibandingkan dengan cara diangon.
source: http://ekbis.sindonews.com/read/676690/34/kebutuhan-tinggi-jabar-dorong-produksi-bebek-1349254442Kebutuhan tinggi, Jabar dorong produksi bebek
Arif Budianto
Rabu, 3 Oktober 2012 − 15:54 WIB
Kebutuhan tinggi Jabar dorong produksi bebek
Ilustrasi
A+ A-
Sindonews.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendorong peningkatan budidaya bebek lokal untuk memenuhi tingginya kebutuhan dalam negeri.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jabar Kusmayadi mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan budidaya bebek.
Beberapa upaya yang dilakukan Dinas Peternakan yaitu melakukan penyuluhan kepada peternak bebek. Penyuluhan difokuskan pada edukasi budaya bebek yang baik dan benar.
“Selama ini, kendala produksi bebek yaitu adanya penyakit lumpuh atau Aspegillus Flavus. Penyakit ini sulit diatasi karena mudah menyebar sesama bebek. Ini menjadi perhatian kami agar peternak melakukan budidaya ternak dengan baik dan benar,” kata Kusmayadi, Rabu (3/10/2012).
Diakui dia, kondisi geografis Jabar mempermudah bebek hidup dan berkembangbiak. Hal itu dikaranakan, Jabar memiliki sumberdaya air yang melimpah.
Menurut dia, bebek saat ini menjadi komoditas yang cukup diminati masyarakat. Di pasar domestik, bebek diolah menjadi berbagai macam penganan. Mulai dari restoran sampai penjual makanan pinggir jalan.
Selain itu, lanjut dia, bebek lokal juga berpotensi ekspor ke sejumlah Negara. Tapi, untuk bisa ekspor, peternak memiliki sertifikasi bahwa ternaknya tidak terjangkit penyakit atau virus.
“Peternak Karawang berencana ekspor daging bebek. Namun, untuk mencapai hal tersebut perlu mendapat sertifikasi bebas penyakit dan saat ini sedang kami bantu prosesnya,” timpal dia.
Dia berharap, peningkatan produksi bebek Jabar bisa menembus pasar ekspor. Harga daging bebek untuk ekspor dinilai akan lebih kompetitif.
Lebih lanjut Kusmayadi menjelaskan, saat ini, populasi bebek di Jabar termasuk paling tinggi dibandingkan daerah lainnya di Indonesia. Per tahun 2011, populasi bebek di Jabar mencapai 9,3 juta ekor.
Jumlah tersebut menyokong sekitar 18,9 persen dari total populasi bebek di Indonesia. Populasi bebek di Jabar sebagian besar berasal dari tiga jenis bebek, yakni bebek Rambon Antol, bebek Padjajaran dan bebek Cihateu.
Bebek tersebut, banyak berkembang biak di beberapa daerah. Seperti bebek Rambon Antol, banyak dikembangbiakkan di kawasan Cirebon. Sedangkan bebek Padjajaran berkembang di kawasan Sungai Citarum. Bebek jenis sempat mendapat penghargaan sebagai bebek terbaik Indonesia. Sedangkan bebek Cihateu itu berada di wilayah Tasikmalaya.
Menurut dia, Kabupaten Indramayu dan Karawang, saat ini menjadi sentra daging bebek terbesar di Jabar. Kedua daerah tersebut mampu menghasilkan masing-masing 1,96 juta kg dan 1,67 juta kg.
Menurutnya, kedua daerah tersebut menjadi sentra produksi bebek karena sudah menerapkan penggunakan sistem kandang. Cara ini dinilai efektif mempercepat proses penggemukan bebek dibandingkan dengan cara diangon.
source: http://ekbis.sindonews.com/read/676690/34/kebutuhan-tinggi-jabar-dorong-produksi-bebek-1349254442Kebutuhan tinggi, Jabar dorong produksi bebek
Arif Budianto
Rabu, 3 Oktober 2012 − 15:54 WIB
Kebutuhan tinggi Jabar dorong produksi bebek
Ilustrasi
A+ A-
Sindonews.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendorong peningkatan budidaya bebek lokal untuk memenuhi tingginya kebutuhan dalam negeri.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jabar Kusmayadi mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan budidaya bebek.
Beberapa upaya yang dilakukan Dinas Peternakan yaitu melakukan penyuluhan kepada peternak bebek. Penyuluhan difokuskan pada edukasi budaya bebek yang baik dan benar.
“Selama ini, kendala produksi bebek yaitu adanya penyakit lumpuh atau Aspegillus Flavus. Penyakit ini sulit diatasi karena mudah menyebar sesama bebek. Ini menjadi perhatian kami agar peternak melakukan budidaya ternak dengan baik dan benar,” kata Kusmayadi, Rabu (3/10/2012).
Diakui dia, kondisi geografis Jabar mempermudah bebek hidup dan berkembangbiak. Hal itu dikaranakan, Jabar memiliki sumberdaya air yang melimpah.
Menurut dia, bebek saat ini menjadi komoditas yang cukup diminati masyarakat. Di pasar domestik, bebek diolah menjadi berbagai macam penganan. Mulai dari restoran sampai penjual makanan pinggir jalan.
Selain itu, lanjut dia, bebek lokal juga berpotensi ekspor ke sejumlah Negara. Tapi, untuk bisa ekspor, peternak memiliki sertifikasi bahwa ternaknya tidak terjangkit penyakit atau virus.
“Peternak Karawang berencana ekspor daging bebek. Namun, untuk mencapai hal tersebut perlu mendapat sertifikasi bebas penyakit dan saat ini sedang kami bantu prosesnya,” timpal dia.
Dia berharap, peningkatan produksi bebek Jabar bisa menembus pasar ekspor. Harga daging bebek untuk ekspor dinilai akan lebih kompetitif.
Lebih lanjut Kusmayadi menjelaskan, saat ini, populasi bebek di Jabar termasuk paling tinggi dibandingkan daerah lainnya di Indonesia. Per tahun 2011, populasi bebek di Jabar mencapai 9,3 juta ekor.
Jumlah tersebut menyokong sekitar 18,9 persen dari total populasi bebek di Indonesia. Populasi bebek di Jabar sebagian besar berasal dari tiga jenis bebek, yakni bebek Rambon Antol, bebek Padjajaran dan bebek Cihateu.
Bebek tersebut, banyak berkembang biak di beberapa daerah. Seperti bebek Rambon Antol, banyak dikembangbiakkan di kawasan Cirebon. Sedangkan bebek Padjajaran berkembang di kawasan Sungai Citarum. Bebek jenis sempat mendapat penghargaan sebagai bebek terbaik Indonesia. Sedangkan bebek Cihateu itu berada di wilayah Tasikmalaya.
Menurut dia, Kabupaten Indramayu dan Karawang, saat ini menjadi sentra daging bebek terbesar di Jabar. Kedua daerah tersebut mampu menghasilkan masing-masing 1,96 juta kg dan 1,67 juta kg.
Menurutnya, kedua daerah tersebut menjadi sentra produksi bebek karena sudah menerapkan penggunakan sistem kandang. Cara ini dinilai efektif mempercepat proses penggemukan bebek dibandingkan dengan cara diangon.
source: http://ekbis.sindonews.com/read/676690/34/kebutuhan-tinggi-jabar-dorong-produksi-bebek-1349254442Kebutuhan tinggi, Jabar dorong produksi bebek
Arif Budianto
Rabu, 3 Oktober 2012 − 15:54 WIB
Kebutuhan tinggi Jabar dorong produksi bebek
Ilustrasi
A+ A-
Sindonews.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendorong peningkatan budidaya bebek lokal untuk memenuhi tingginya kebutuhan dalam negeri.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jabar Kusmayadi mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan budidaya bebek.
Beberapa upaya yang dilakukan Dinas Peternakan yaitu melakukan penyuluhan kepada peternak bebek. Penyuluhan difokuskan pada edukasi budaya bebek yang baik dan benar.
“Selama ini, kendala produksi bebek yaitu adanya penyakit lumpuh atau Aspegillus Flavus. Penyakit ini sulit diatasi karena mudah menyebar sesama bebek. Ini menjadi perhatian kami agar peternak melakukan budidaya ternak dengan baik dan benar,” kata Kusmayadi, Rabu (3/10/2012).
Diakui dia, kondisi geografis Jabar mempermudah bebek hidup dan berkembangbiak. Hal itu dikaranakan, Jabar memiliki sumberdaya air yang melimpah.
Menurut dia, bebek saat ini menjadi komoditas yang cukup diminati masyarakat. Di pasar domestik, bebek diolah menjadi berbagai macam penganan. Mulai dari restoran sampai penjual makanan pinggir jalan.
Selain itu, lanjut dia, bebek lokal juga berpotensi ekspor ke sejumlah Negara. Tapi, untuk bisa ekspor, peternak memiliki sertifikasi bahwa ternaknya tidak terjangkit penyakit atau virus.
“Peternak Karawang berencana ekspor daging bebek. Namun, untuk mencapai hal tersebut perlu mendapat sertifikasi bebas penyakit dan saat ini sedang kami bantu prosesnya,” timpal dia.
Dia berharap, peningkatan produksi bebek Jabar bisa menembus pasar ekspor. Harga daging bebek untuk ekspor dinilai akan lebih kompetitif.
Lebih lanjut Kusmayadi menjelaskan, saat ini, populasi bebek di Jabar termasuk paling tinggi dibandingkan daerah lainnya di Indonesia. Per tahun 2011, populasi bebek di Jabar mencapai 9,3 juta ekor.
Jumlah tersebut menyokong sekitar 18,9 persen dari total populasi bebek di Indonesia. Populasi bebek di Jabar sebagian besar berasal dari tiga jenis bebek, yakni bebek Rambon Antol, bebek Padjajaran dan bebek Cihateu.
Bebek tersebut, banyak berkembang biak di beberapa daerah. Seperti bebek Rambon Antol, banyak dikembangbiakkan di kawasan Cirebon. Sedangkan bebek Padjajaran berkembang di kawasan Sungai Citarum. Bebek jenis sempat mendapat penghargaan sebagai bebek terbaik Indonesia. Sedangkan bebek Cihateu itu berada di wilayah Tasikmalaya.
Menurut dia, Kabupaten Indramayu dan Karawang, saat ini menjadi sentra daging bebek terbesar di Jabar. Kedua daerah tersebut mampu menghasilkan masing-masing 1,96 juta kg dan 1,67 juta kg.
Menurutnya, kedua daerah tersebut menjadi sentra produksi bebek karena sudah menerapkan penggunakan sistem kandang. Cara ini dinilai efektif mempercepat proses penggemukan bebek dibandingkan dengan cara diangon.
source: http://ekbis.sindonews.com/read/676690/34/kebutuhan-tinggi-jabar-dorong-produksi-bebek-1349254442Kebutuhan tinggi, Jabar dorong produksi bebek
Arif Budianto
Rabu, 3 Oktober 2012 − 15:54 WIB
Kebutuhan tinggi Jabar dorong produksi bebek
Ilustrasi
A+ A-
Sindonews.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendorong peningkatan budidaya bebek lokal untuk memenuhi tingginya kebutuhan dalam negeri.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jabar Kusmayadi mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan budidaya bebek.
Beberapa upaya yang dilakukan Dinas Peternakan yaitu melakukan penyuluhan kepada peternak bebek. Penyuluhan difokuskan pada edukasi budaya bebek yang baik dan benar.
“Selama ini, kendala produksi bebek yaitu adanya penyakit lumpuh atau Aspegillus Flavus. Penyakit ini sulit diatasi karena mudah menyebar sesama bebek. Ini menjadi perhatian kami agar peternak melakukan budidaya ternak dengan baik dan benar,” kata Kusmayadi, Rabu (3/10/2012).
Diakui dia, kondisi geografis Jabar mempermudah bebek hidup dan berkembangbiak. Hal itu dikaranakan, Jabar memiliki sumberdaya air yang melimpah.
Menurut dia, bebek saat ini menjadi komoditas yang cukup diminati masyarakat. Di pasar domestik, bebek diolah menjadi berbagai macam penganan. Mulai dari restoran sampai penjual makanan pinggir jalan.
Selain itu, lanjut dia, bebek lokal juga berpotensi ekspor ke sejumlah Negara. Tapi, untuk bisa ekspor, peternak memiliki sertifikasi bahwa ternaknya tidak terjangkit penyakit atau virus.
“Peternak Karawang berencana ekspor daging bebek. Namun, untuk mencapai hal tersebut perlu mendapat sertifikasi bebas penyakit dan saat ini sedang kami bantu prosesnya,” timpal dia.
Dia berharap, peningkatan produksi bebek Jabar bisa menembus pasar ekspor. Harga daging bebek untuk ekspor dinilai akan lebih kompetitif.
Lebih lanjut Kusmayadi menjelaskan, saat ini, populasi bebek di Jabar termasuk paling tinggi dibandingkan daerah lainnya di Indonesia. Per tahun 2011, populasi bebek di Jabar mencapai 9,3 juta ekor.
Jumlah tersebut menyokong sekitar 18,9 persen dari total populasi bebek di Indonesia. Populasi bebek di Jabar sebagian besar berasal dari tiga jenis bebek, yakni bebek Rambon Antol, bebek Padjajaran dan bebek Cihateu.
Bebek tersebut, banyak berkembang biak di beberapa daerah. Seperti bebek Rambon Antol, banyak dikembangbiakkan di kawasan Cirebon. Sedangkan bebek Padjajaran berkembang di kawasan Sungai Citarum. Bebek jenis sempat mendapat penghargaan sebagai bebek terbaik Indonesia. Sedangkan bebek Cihateu itu berada di wilayah Tasikmalaya.
Menurut dia, Kabupaten Indramayu dan Karawang, saat ini menjadi sentra daging bebek terbesar di Jabar. Kedua daerah tersebut mampu menghasilkan masing-masing 1,96 juta kg dan 1,67 juta kg.
Menurutnya, kedua daerah tersebut menjadi sentra produksi bebek karena sudah menerapkan penggunakan sistem kandang. Cara ini dinilai efektif mempercepat proses penggemukan bebek dibandingkan dengan cara diangon.
source: http://ekbis.sindonews.com/read/676690/34/kebutuhan-tinggi-jabar-dorong-produksi-bebek-1349254442Kebutuhan tinggi, Jabar dorong produksi bebek
Arif Budianto
Rabu, 3 Oktober 2012 − 15:54 WIB
Kebutuhan tinggi Jabar dorong produksi bebek
Ilustrasi
A+ A-
Sindonews.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendorong peningkatan budidaya bebek lokal untuk memenuhi tingginya kebutuhan dalam negeri.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jabar Kusmayadi mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan budidaya bebek.
Beberapa upaya yang dilakukan Dinas Peternakan yaitu melakukan penyuluhan kepada peternak bebek. Penyuluhan difokuskan pada edukasi budaya bebek yang baik dan benar.
“Selama ini, kendala produksi bebek yaitu adanya penyakit lumpuh atau Aspegillus Flavus. Penyakit ini sulit diatasi karena mudah menyebar sesama bebek. Ini menjadi perhatian kami agar peternak melakukan budidaya ternak dengan baik dan benar,” kata Kusmayadi, Rabu (3/10/2012).
Diakui dia, kondisi geografis Jabar mempermudah bebek hidup dan berkembangbiak. Hal itu dikaranakan, Jabar memiliki sumberdaya air yang melimpah.
Menurut dia, bebek saat ini menjadi komoditas yang cukup diminati masyarakat. Di pasar domestik, bebek diolah menjadi berbagai macam penganan. Mulai dari restoran sampai penjual makanan pinggir jalan.
Selain itu, lanjut dia, bebek lokal juga berpotensi ekspor ke sejumlah Negara. Tapi, untuk bisa ekspor, peternak memiliki sertifikasi bahwa ternaknya tidak terjangkit penyakit atau virus.
“Peternak Karawang berencana ekspor daging bebek. Namun, untuk mencapai hal tersebut perlu mendapat sertifikasi bebas penyakit dan saat ini sedang kami bantu prosesnya,” timpal dia.
Dia berharap, peningkatan produksi bebek Jabar bisa menembus pasar ekspor. Harga daging bebek untuk ekspor dinilai akan lebih kompetitif.
Lebih lanjut Kusmayadi menjelaskan, saat ini, populasi bebek di Jabar termasuk paling tinggi dibandingkan daerah lainnya di Indonesia. Per tahun 2011, populasi bebek di Jabar mencapai 9,3 juta ekor.
Jumlah tersebut menyokong sekitar 18,9 persen dari total populasi bebek di Indonesia. Populasi bebek di Jabar sebagian besar berasal dari tiga jenis bebek, yakni bebek Rambon Antol, bebek Padjajaran dan bebek Cihateu.
Bebek tersebut, banyak berkembang biak di beberapa daerah. Seperti bebek Rambon Antol, banyak dikembangbiakkan di kawasan Cirebon. Sedangkan bebek Padjajaran berkembang di kawasan Sungai Citarum. Bebek jenis sempat mendapat penghargaan sebagai bebek terbaik Indonesia. Sedangkan bebek Cihateu itu berada di wilayah Tasikmalaya.
Menurut dia, Kabupaten Indramayu dan Karawang, saat ini menjadi sentra daging bebek terbesar di Jabar. Kedua daerah tersebut mampu menghasilkan masing-masing 1,96 juta kg dan 1,67 juta kg.
Menurutnya, kedua daerah tersebut menjadi sentra produksi bebek karena sudah menerapkan penggunakan sistem kandang. Cara ini dinilai efektif mempercepat proses penggemukan bebek dibandingkan dengan cara diangon.
source: http://ekbis.sindonews.com/read/676690/34/kebutuhan-tinggi-jabar-dorong-produksi-bebek-1349254442
Tidak ada komentar:
Posting Komentar