JAKARTA – Hadirnya (Asean Free Trade Area) di dalam kondisi daya beli masyarakat yang cenderung menurun sebagai akibat kondisi perekonomian nasional yang masih belum pulih memaksakan waralaba asing bersikap wait and see masuk ke pasar Indonesia. ”Kondisi demikian ini, kami lihat justru sebagai peluang dengan menawarkan Resto-Café-Gallery Bebek Bali secara waralaba, baik buat investor lokal maupun asing,” ungkap Presiden Direktur PT Sarwagata Keluarga Sejahtera Millyana Rani, di Jakarta, belum lama ini.
Menurut Millyana, Bebek Bali akan mengembangkan usaha waralabanya ke Malaysia, yang sudah dirintis sejak tahun 2002 lalu dan ke Bangkok (Thailand). Sejak didirikan tahun 1997, hingga kini telah memiliki tiga outlet, masing-masing di Taman Ria Senayan, Water Boom Cikarang dan Batam Center. Dalam kurun waktu enam tahun, Bebek Bali telah menghasilkan pertumbuhan revenue rata-rata 30 persen per tahun.
Tentang besarnya peluang yang ditawarkan kepada investor pembeli waralaba Bebek Bali di Indonesia, menurut Millyana, yakni return on investment (ROI) 25 persen per tahun, sehingga diharapkan investor akan mendapatkan investasinya kembali pada tahun keempat. Kami optimis target ini tercapai, karena penggemar masakah bebek di Indonesia sangat besar jumlahnya bila dibandingkan dengan jumlah restoran yang menawarkan makanan bebek,” cetus Millyana Rani lagi.
Sedangkan besarnya dana yang harus dikeluarkan investor untuk bisa membeli waralaba Bebek Bali, menurut Millyana, terbagi berbagai katregori. ”Kami memberikan peluang kepada investor guna mendapatkan harga murah untuk membayar franchise fee mulai dari Rp 150 juta untuk usaha resto hingga Rp 200 juta buat usaha resto café. Sedangkan royalty fee per bulan sebesar lima persen dari revenue. Nilai pembayaran sebesar ini sudah termasuk dukungan penuh manajamen Bebek Bali, mulai dari standar operasional, training, hingga pasokan seluruh kebutuhan Bebek Bali,” cetusnya. (gun)
Menurut Millyana, Bebek Bali akan mengembangkan usaha waralabanya ke Malaysia, yang sudah dirintis sejak tahun 2002 lalu dan ke Bangkok (Thailand). Sejak didirikan tahun 1997, hingga kini telah memiliki tiga outlet, masing-masing di Taman Ria Senayan, Water Boom Cikarang dan Batam Center. Dalam kurun waktu enam tahun, Bebek Bali telah menghasilkan pertumbuhan revenue rata-rata 30 persen per tahun.
Tentang besarnya peluang yang ditawarkan kepada investor pembeli waralaba Bebek Bali di Indonesia, menurut Millyana, yakni return on investment (ROI) 25 persen per tahun, sehingga diharapkan investor akan mendapatkan investasinya kembali pada tahun keempat. Kami optimis target ini tercapai, karena penggemar masakah bebek di Indonesia sangat besar jumlahnya bila dibandingkan dengan jumlah restoran yang menawarkan makanan bebek,” cetus Millyana Rani lagi.
Sedangkan besarnya dana yang harus dikeluarkan investor untuk bisa membeli waralaba Bebek Bali, menurut Millyana, terbagi berbagai katregori. ”Kami memberikan peluang kepada investor guna mendapatkan harga murah untuk membayar franchise fee mulai dari Rp 150 juta untuk usaha resto hingga Rp 200 juta buat usaha resto café. Sedangkan royalty fee per bulan sebesar lima persen dari revenue. Nilai pembayaran sebesar ini sudah termasuk dukungan penuh manajamen Bebek Bali, mulai dari standar operasional, training, hingga pasokan seluruh kebutuhan Bebek Bali,” cetusnya. (gun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar